Wednesday, September 2, 2009

Call of Duty : World at War

Call of Duty : World at War - Review




Perfect itulah kata yang terucap seusai saya menamatkan game ini, dengan formula kembali ke tema perang dunia II ternyata Treyarch mampu memberikan yang terbaik setelah game terdahulu Call of Duty 4 : Modern Warfare yang dikembangkan oleh Infinity Ward meraih predikat salah satu game terbaik ditahun 2007. Aroma kebrutalan tentara Jepang dan Nazi yang menjadi sentral cerita diramu demikian nyata sehingga membuat adrenalin saya memuncak ditengah medan pertempuran yang sangat rusuh terutama saat bertempur melawan tentara Jepang yang semangat tempurnya tak pernah surut. Setting dalam game terbagi dalam 2 (dua) tempat, yaitu pulau-pulau bernuansa tropis di Asia dan reruntuhan kota Berlin di Jerman.



Setting menu option dalam game ini tidak ada perubahan dengan seri terdahulu, jika anda seorang veteran seri Call of Duty anda pasti sudah tidak asing lagi. Disini kita dapat mengatur berbagai macam option terutama berkaitan dengan urusan graphic. Saya mengatur semuanya ke setting maksimal untuk mendapat graphic terbaik.



Cut Scene antar level dalam game dibuat dengan menggunakan animasi digabung dengan beberapa film dokumenter, sehingga menjadi lebih fresh dari seri-seri terdahulu. Sangat menarik menurut saya, karena disaat cut scene ini sang komandan memberikan banyak nasehat, perintah dan lainnya. Serta beberapa cuplikan pidato dari kanselir Jerman Adolf Hitler dan Presiden US Harry S Truman. Serta dokumenter kekejaman dan korban perang dunia II.




Game dimulai saat satu team US Marine Corps menjadi tawanan tentara Jepang, Private Miller saat itu menyaksikan sendiri saat tentara Jepang menyundut api rokok kemudian menyuruh bawahannya untuk menggorok leher salah temannya, hingga rongga tenggorokannya menganga dan darah nya muncrat membasahi dinding gubuk bambu tempat mereka ditahan. Beruntunglah Private Miller ditolong oleh sepasukan tentara Amerika lainnya yang dipimpin oleh Sergeant Roebuck, untuk kabur dari tempat tersebut.



Sedangkan cerita di Eropa dimulai saat Private Dimitri Petrenko dari Soviet Army yang sedang terluka di Stalingrad usai melawan pasukan Nazi, yang kemudian membantu Sergeant Reznov menyelamatkan diri dengan menggunakan sepucuk sniper riffle, menyelusup kedalam reruntuhan bangunan demi menyelamatkan diri dari kejaran tentara Jerman. Selanjutnya mereka berdua melanjutkan untuk membalas dendam kepada komandan Nazi. Setelah sang Jendral terbunuh maka terjadilah kejar-kejaran yang sangat seru didalam reruntuhan puing bangunan ditengah hujan desingan peluru tentara Nazi dari luar bangunan.





Reply With Quote
 



Points: 1,261,990, Level: 113 Points: 1,261,990, Level: 113 Points: 1,261,990, Level: 113


Level up: 88% Level up: 88%

Activity: 48%
Activity: 48%
Activity: 48%
Panji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of lightPanji 18 is a glorious beacon of light




Selanjutnya kita akan membahas point Graphic, Audio, dan Gameplay dari game ini untuk kemudian diakumulasikan menjadi score akhir dari game ini.

Graphic
Game ini masih menggunakan engine Call of Duty 4, namun dengan sedikit polesan disana-sini tampilan game serasa menjadi lebih menawan. Pada setting di kepulauan tropis, graphic ditampilkan dengan warna yang cerah, effek-effek cahaya, ledakan, kabut, debu, asap, api dan air terlihat begitu nyata dan sempurna. Penampilan karakter juga demikian, guratan wajah maupun bekas luka serta keringat dekil terlihat jelas pada wajah-wajah mereka. Serta tekstur pakaian dan moncong senjata terlihat begitu detil.



Audio
Musik orkestra yang bernuansa Jepang dan Eropa terasa pas mengiringi pertempuran dalam game ini, pengaturan beat tempo kadang melambat namun juga secara intens menjadi cepat seiring dentuman dan desing suara ledakan proyektil yang dimuntahkan dari moncong senapan. Pekik kesakitan, histeris, komando serta percakapan antar karakter benar-benar menggambarkan medan pertempuran, dan yang paling membuat saya gila adalah teriakan Banzaaaaai ! oleh tentara Jepang. Yang tak kalah menariknya kedua orang komandan dari Amerika dan Rusia menggunakan suara dua aktor papan atas hollywood yaitu Kiefer Sutherland dan Gary Oldman.



Gameplay
Pada gameplay untuk control masih seperti pendahulunya, namun AI musuh menjadi lebih tinggi, animasi gerakan baik tentara seperjuangan maupun tentara musuh terlihat begitu apik, mereka bergerak dengan sangat luwes, tidak kaku dan spontan dalam mengambil tindakan. Misalnya tentara Jepang kadang bersembunyi di balik semak, di dalam lubang galian bahkan diatas pohon. Dan saat terdesak mereka akan berteriak Banzai untuk kemudian berlari ke arah anda untuk menghujamkan bayonet senapannya ke dada anda, jika dengan sigap anda mampu meraih pisau dengan menekan V maka anda akan berhasil menikam leher tentara Jepang itu namun bila terlambat setengah detik saja anda akan roboh kemudian tewas seketika.

Hal yang menarik lainnya adalah disertakannya senjata flame trower, dengan senjata ini anda bisa membakar alang-alang diamana biasanya tentara Jepang tiarap untuk menyergap pasukan anda, maupun menyemprotkan api ke bunker tempat persembunyian tentara Jepang. Animasi dari effek ledakan maupun tembakan anda kepada musuh juga digambarkan secara real, bila musuh terkena ledakan granat maka tubuh musuh akan terlempar, atau jika tidak bisa kemana-mana musuh tubuh musuh akan hancur berkeping-keping dengan bagian tubuh seperti potongan tangan dan kaki yang berserakan usai ledakan. Apabila anda menembak tepat ke bagian kepala, tangan atau kaki dengan senjata berat maka sasaran tersebut akan menjadi putus, dan jika anda membakar musuh dengan flame trower maka jenajahnya menjadi hangus. Sebelum tewas musuh akan menggelepar kesakitan, namun bagi musuh yang masih memiliki tenaga akan meraih pistolnya sesaat sebelum tewas untuk menembak anda mirip seperti pada Call of Duty 4 : Modern Warfare.



Game ini memang sangat layak untuk dimainkan terutama untuk penggemar game bergenre FPS, secara umum saya menyimpulkan bahwa game ini layak di beri score 9.

Sangat disayangkan waktu untuk menyelesaikan game ini terasa sangat singkat padahal saya ingin lebih lama memainkannya.

Kesimpulan :
Graphic 9
Audio 9
Gameplay 9
------------------
Total score 9



Call of Duty: World at War
Activision Blizzard
Treyarch
Modern First-Person Shooter
Release: 10 November 2008
ESRB: Mature

The minimum requirements for Call of Duty : World at War :
Processor: AMD 64 3200+/Intel Pentium 4 3.0GHz or better
Memory: 8 GB free hard-drive space, 512MB RAM (XP)/1GB RAM (Vista)
Graphics: Shader 3.0 or better, 256MB Nvidia GeForce 6600GT/ATI Radeon 1600XT or better

No comments: